close
SUMENEP

Pabrik Rokok di Sumenep Berperan Entaskan Kemiskinan

IMG_20250227_194324
Moh. Ramli, Kepala Diskop UKM Perindag Sumenep

SUMENEP, Kompasmadura.com – Keberadaan pabrik rokok di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur dinilai memberikan dampak positif. Salah satunya, mendukung pengentasan kemiskinan di Kabupaten ujung timur pulau Madura itu.

Fakatanya, keberadaan sejumlah pabrik tersebut dipastikan mampu menyerap tenaga kerja cukup siginifikan. Bahkan, ada sekitar 4.768 orang yang berhasil direkrut menjadi pekerja. Mereka mendapatkan pendapatan setiap bulannya.

Pendapatan ribuan pekerja itu berkisar Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta. Itu disesuaikan dengan perolehan lentingan rokok yang diperoleh. Sebab, per 1000 lenting dihargai Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu.

Sementara jumlah pabrik rokok di Kota Sumekar ini terus mengalami peningkatan. Tahun 2025 ini, terdapat 167 rokok yang sudah berizin. Itu lebih banyak jika dibandingkan di 2024 lalu, yang hanya 117 pabrik.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (Diskop UKM Perindag) Sumenep Moh. Ramli menjelaskan, pabrik rokok yang ada memiliki peranan penting dalam pengentasan kemiskinan. Sebab, mampu memberikan pendapatan pasti kepada masyarakat.

“Secara otomatis, mampu meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat. Di mana tenaga kerjanya hampir mencapai lima ribu orang. Ini cukup baik,” ucapnya.

Sedangkan setiap bulannya mereka mendapatkan pendapatan pasti di kisaran Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta. Meski pekerjaan itu dianggap sebagai sampingan. “Dan, pendapatan yang diterima sudah jauh di atas garis kemiskinan,” tuturnya.

Pekerjaan itu lebih prospek karena sudah pasti penghasilnya. Sementara bertani dan nelayan itu belum pasti. “Misalnya, bertani nominalnya belum jelas, bisa saja kena hama sehingga menurun penghasilannya. Nelayan saat dapat atau tidak. Kalau dipabrik sudah pasti kerja dibayar,” Ungkapnya.

Pihaknya juga menegaskan, keberadaan pabrik rokok berdampak cukup besar terhadap pengentasan kemiskinan di Kabupaten Sumenep. Sehingga, patut diapresiasi kepada pihak pabrikan.

Ramli menambahkan, karena pabrik rokok dinilai mampu menekan kemiskinan, maka pemerintah memberikan fasilitas APHT (Aglomerasi Pabrik Hasil Tembakau) di Kecamatan Guluk-Guluk.

“Bagi masyarakat yang mau berusaha rokok disiapkan 11 pabrik bisa dipakai. Jika diasumsikan masing-masing pabrik menyerap 20 orang, maka sudah ada 220 pekerja. Itu cukup bagus dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan,” tegasnya. (Mz/Nin)

Tags : Desperindag