Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) di desa Pakong, Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan, Madura melaksanakan pengabdian berupa pengenalan kepada masyarakat membuat briket dari limbah sekam padi yang ramah lingkungan. Hal tersebut dilakukan oleh kelompok KKNT 26 yang dibimbing langsung oleh dosen pembimbing lapangan (DPL) Arie Setyo Dwi Purnomo S. Pd., M.Sc yang akrab disapa Bapak Arie.
Mujahidin sebagai kordes menyatakan bahwa briket arang merupakan arang yang diolah dari pemanfaatan limbah sekam padi sebagai inovasi ide bisnis baru bagi masyarakat Desa Pakong. Limbah sekam padi merupakan salah satu limbah pertanian yang sering diabaikan dan tidak dimanfaatkan dengan baik oleh Masyarakat Indonesia. Pemanfaatannya sendiri masih sangat terbatas antara lain untuk media tanaman hias, pembakaran bata merah, atau sebagai pelindung balok es. Selain itu, sekam juga dimanfaatkan sebagai media pupuk, serta inkubasi ayam. Namun, mahasiswa KKNT 26 dari Universitas Trunojoyo Madura telah menunjukkan kreativitas mereka dalam mengenalkan pemanfaatan limbah sekam padi sebagai briket ramah lingkungan di Desa Pakong Pamekasan. Dalam artikel ini, akan dibahas secara detail tentang upaya masyarakat dalam mengolah limbah sekam padi menjadi briket yang berguna dan ramah lingkungan.
Limbah sekam padi merupakan hasil samping dari proses penggilingan dan pemrosesan padi. Limbah ini seringkali dianggap sebagai sampah dan tidak memiliki nilai ekonomi. Namun, mahasiswa KKNT 26 Universitas Trunojoyo Madura melihat potensi besar dalam limbah ini dan mencoba mengubahnya menjadi briket yang dapat digunakan sebagai sumber energi.
Briket limbah sekam padi sendiri memiliki beberapa manfaat yang sangat berarti, antara lain:
- Sumber energi terbarukan:
Dalam era keberlanjutan energi, briket limbah sekam padi menjadi alternatif yang menarik sebagai sumber energi terbarukan. Briket ini dapat digunakan sebagai pengganti kayu bakar atau batu bara dalam kegiatan memasak dan pemanasan. - Ramah lingkungan:
Penggunaan briket limbah sekam padi dapat mengurangi penggunaan kayu bakar dan batu bara yang merupakan sumber emisi gas rumah kaca. Dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, kita dapat memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan. - Pemberdayaan ekonomi masyarakat:
Dengan mengolah limbah sekam padi menjadi briket, mahasiswa KKNT 26 juga memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat di Desa Pakong Pamekasan. Masyarakat dapat terlibat dalam proses produksi dan penjualan briket, sehingga membantu menggerakkan perekonomian lokal.
Proses produksi briket limbah sekam padi dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu:
- Pengumpulan limbah sekam padi:
Limbah sekam padi dikumpulkan dari petani di sekitar Desa Pakong Pamekasan. Mahasiswa KKNT 26 bekerja sama dengan petani setempat untuk memastikan pasokan limbah sekam padi yang cukup. - Pemisahan limbah:
Limbah sekam padi kemudian dipisahkan dari bahan-bahan lain yang tidak diperlukan dalam produksi briket. Pemisahan ini penting untuk mendapatkan bahan baku yang berkualitas. - Pengeringan:
Limbah sekam padi perlu dikeringkan sebelum diolah menjadi briket. Mahasiswa menggunakan teknik pengeringan alami dengan memanfaatkan sinar matahari. - Pengolahan briket:
Setelah dikeringkan, limbah sekam padi diolah dengan penambahan bahan perekat alami seperti pati singkong atau tepung sagu. Kemudian, bahan ini dicetak menjadi bentuk briket yang sesuai. - Pengemasan dan penjualan:
Briket limbah sekam padi kemudian dikemas dalam kemasan yang menarik dan siap untuk dijual kepada masyarakat. Mahasiswa KKNT 26 juga berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat briket ini melalui kampanye dan sosialisasi.
Kreativitas mahasiswa KKNT 26 Universitas Trunojoyo Madura dalam mengenalkan pemanfaatan limbah sekam padi sebagai briket ramah lingkungan di Desa Pakong Pamekasan patut diacungi jempol.
Melalui upaya ini, mereka tidak hanya memanfaatkan limbah yang sering diabaikan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan yang signifikan. Semoga upaya ini dapat menjadi contoh inspiratif bagi mahasiswa dan masyarakat lainnya dalam menciptakan solusi berkelanjutan untuk masa depan yang lebih baik.
(Rls)