close
BANGKALAN

Bangkalan, Belum steril Balita kekurangan Gizi. 

‪+62 822-4534-6565‬ 20170716_064029

BANGKALAN, kompasmadura.com – Pemerintah Bangkalan, Provinsi Jawa Timur, masih memiliki banyak persoalan sosial salah satunya adalah adanya balita dengan masalah kurang gizi kronis sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan tubuh menjadi pendek atau stunting.

Hal itu, disampaikan Kepala Biro Humas Pemprov. Jatim, Benny Sampir Wanto bahwa di daerah Jawa timur masih terdapat enam daerah dengan balita paling parah mengalami gizi buruk kronis, yaitu Sumenep, Sampang, Probolinggo, Lamongan, Jember, dan Bangkalan.

“Berdasarkan data yang dimiliki Pemantau Status Gizi (PSG) terakhir tahun 2016 menyebutkan daerah di Jawa Timur dengan stunting tinggi atau prevalensi lebih 40%, Sampang mencapai 44 persen,  Sedangkan lima daerah lainnya, yakni Jember, Sumenep, dan Bangkalan dalam kategori persentase sedang, rentang antara 30 s.d. 39,2 persen. “Jember sebesar 39,2 persen, Sumenep 32,5 persen dan Bangkalan sebesar 32,1 persen,” ucapnya.

Dua daerah lain, yakni Kabupaten Probolinggo dan Lamongan masuk kategori ringan, yakni dalam rentang 20-29 persen. Probolinggo tercata sebesar 25,5 persen dan Lamongan 25,2 persen.

Dirinya mengaku bahwa untuk menurunkan angka tersebut, pihaknya  d sudah berupaya dengan masif, diantaranya berupa penguatan pemantauan status gizi masyarakat melalui posyandu dan pemberian makanan tambahan untuk balita dan ibu hamil yang memiliki masalah gizi kurang, serta memperkuat layanan pemulihan gizi, baik di tingkat layanan primer maupun rujukan.

Sekedar diketahui, bahwa berdasarkan hasil survei pemantauan status gizi (PSG) tahun 2014-2016, lanjut Benny, persentase status gizi stunting di Jawa Timur tercatat usia 0-59 bulan pada tahun 2014 sebesar 29 persen. Jumlah tersebut menurun menjadi 27 persen pada tahun 2015 dan turun lagi pada tahun 2016 sehingga menjadi sebesar 26,1 persen. “Pemprov terus berupaya secara serius  mengurangi stunting ini” pungkasnya. [MA/Nin]

Tags : Gizi