Sumenep, Kompasmadura.com – Mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Sumekar Raya (Mahasurya), demo kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Sumenep, meminta untuk segera selesaikan banyaknya kasus korupsi yang ditangani Kejari secepat mungkin.
Massa aksi di depan kantor Kejari sambil membentangkan poster kecaman, dengan disertai replika keranda untuk menyimbolkan matinya penegak hukum di KabupatenSumenep .
Koordinator massa aksi Bisri Gie, dalam orasinya menilai penanganan sejumlah dugaan kasus korupsi, yang ditangani oleh kejari banyak tidak jelas, kejari tidak serius dalam bekerja hingga penanganan kasus lambat, salah satu contohnya kasus raskin di Desa Guluk-Guluk (Kecamatan Guluk-guluk), Desa Poteran (Kecamatan Talango), Lapa Taman (Kecamatan Dungkek), dan tujuh kecamatan di kepulauan.
“Dan masih banyak kasus lain. Anehnya penanganan kasus tersebut terkesan lambat, ini bukti jika kejari tidak serius dalam menanganinya” ungkapnya.
Kurang lima belas menit massa aksi melakukan orasi secara bergantian sambil meneriakkan, kepala Kejari (Bambang Strisna) untuk menemui mahasiswa diluar kantor, selang beberapa menit akhirnya pihak kejaksaan menenui mahasiswa, dengan di wakili oleh Kasi Datun, Kejari Sumenep.
“Penanganan laporan dugaan korupsi tetap berjalan sesuai prosedur yang berlaku, termasuk kasus dugaan raskin yang disebut mahasiswa, Pak Kajari tidak dapat menemui mahasiswa dia sedang menghadiri undangan,”jelasnya kepada massa aksi.
Tidak puas dengan penjelasan Kasi Datun, sebagian massa aksi mendesak masuk untuk membuktikan kebenarannya, dengan didampingi pihak keamanan, menyisir ruangan Kejari, selesai melaluka penyisiran massa aksi kecewa kerana kejari Sumenep tidak sedang berada ditempat. [Sr/yun]
