close
BUDAYA

Koloman Budaya Civitas Kotheka Pamekasan Membahas Literasi Sejarah Kristen di Madura

IMG_20190324_135008
Akhmad Siddiq saat menjelaskan perkembangan sejarah kristen di Madura di Pendopo Budaya, Kabupaten Pamekasan.

PAMEKASAN, Kompasmadura.com – Koloman Budaya civitas Kotheka Pamekasan membahas Perkembangan Sejarah Kristen yang ada di pulau Madura, dalam mengukuhkan toleransi sesama umat beragama menjelang Pemilu 2019 mendatang.

Koloman tersebut, mengangkat tema ‘Menjadikan Garam Dunia‘ di Pendopo Budaya, Kabupaten Pamekasan, Sabtu (23/03) malam, pada pukul 17:00 Wib, dengan mendatangkan nara sumber dari Dosen UIN Sunan Ampel, sekaligus Peneliti Sejarah Kristen di Madura,

“Acara ini sangat bagus untuk merawat kebhinekaan dan toleransi sesama umat beragama dengan cara mengenal itu penting, karena saat ini identitas Agama seringkali dijadikan pemicu perbedaan antara sesama umat beragama,” tutur, Ahmad Siddiq, pada saat di wawancarai di acara Koloman civitas Kotheka Pamekasan, Minggu (24/03/2019).

Ahmad Siddiq menambahkan, acara literasi kali tidak hanya ada hubungan dengan Islam maupun Kristen tetapi sesama umat muslim itu sangat penting. Karena, kunci utama adalah perjumpaan, kita jangan bermain dengan asumsi – asumsi kita yang dimiliki, karena belum tentu yang kita asumsikan sama dengan intensitas yang kita asumsikan.

“Persoalan perbedaan dan keyakinan itu kalau menggunakan islamiah ‘Sunnatullah’, kita tidak bisa memaksa orang diluar Agama kita untuk masuk kedalam asumsi kita atau sebaliknya. Kita menjadikan keragaman menjadi pondasi membangun kebangsaan, bukan untuk memecah keragaman kita. Karena kita sadiri para terdahulu kita membangun kebangsaan ini denga realitas keberagaman kita,” ungkap Siddiq.

Selain itu, Eko Mulyono, tokoh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Pamekasan, perbedaan diantara kita tak pantas dijadikan dalih ketidakrukunan dalam hidup berdampingan sesama umat beragama.

“Keluarga sayapun tidak semuanya Kristen. Islamnya ada juga. Tapi kami sudah komitmen untuk saling menghargai satu sama lain,” kata Eko saat menceritakan sebagai kaum minoritas.

Koloman tersebut dikemas dengan diskusi ini yang diikuti puluhan pemuda Koloman Budaya civitas Kotheka Pamekasan serta para undangan. [Riski/Nin]

Tags : Civitas Kotheka