SUMENEP, kompasmadura.com – Pada akhir Tahun 2017 di bulan Desember, Kabupaten Sumenep, sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) setempat kembali mengalami inflasi sebesar 0,43 persen. komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi pada komoditas bahan makanan.
Kepala BPS Sumenep, Syaiful Rahman menerangkan, kelompok bahan makanan mengalami inflasi tertinggi sebesar 2,14 persen, kemudian kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,05 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, serta termbakau 0,04 persen dan kelompok kesehatan juga sebesar 0,04 persen.
Selain itu juga, Ada dua kelompok yang mengalami deflasi ialah kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan yaitu sebesar 0,72 persen; dan kelompok sandang 0,02 persen. “Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga relatif stabil atau tidak mengalami perubahan,” ujarnya, Jumat (05/01/2017).
Sementara kembali dijelaskan, komoditas yang memerikan andil inflasi diantaranya beras, telur ayam ras, daging sapi, cabai merah, daging ayam ras, daun bawang, wortel, tomat sayur, cabai rawit, dan kentang.
“Adapun komoditas yang memberikan andil terjadinya deflasi ialah tarif pulsa ponsel, tongkol pindang, cakalang, kelapa, bawang merah, minyak goreng, lada, anggur, dan jahe,” imbuhnya.
Bahkan, sambung Rahman inflasi terjadi tak hanya di Dumenep, namun di Jawa timur sebesar 0,71 dan Nasional 0,71. Sementara terkait laju inflasi selama satu tahun kalender (Januari-Desember 2017), Sumenep terendah dibanding Jawa Timur dan nasional. Sumenep sebesar 3,40 peresn, Jawa Timur, 4,04 persen, dan nasional sebesar 3,61 persen.
Selebihnya ia berharap, Semoga informasi yang bisa diberikan atau di realise oleh BPS Sumenep dapat bermanfaat, utamanya bagi masyarakat di bumi sumekar ini. “Semoga infgormasi ini bisa bermafaat bagi masyarakat,” pungkasnya. [die/nin]