SUMENEP, kompasmadura.com – Badan Pusat Statistik (BPS)Kabupaten Sumenep mengumumkan realisasi inflasi November 2017 sebesar 0,57 persen. Penyebab utama dorongan terjadinya inflasi di kabupaten ujung timur Pulau Madura, dari Kelompok Bahan Makanan.
“Inflasi November ini sebesar 0,57 persen,” kata Kepala BPS Sumenep, Syaiful Rahman, Selasa (12/12/2017).
Lebih lanjut Syaiful sapaan akrabnya menuturkan, Kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 2,02 persen disusul kelompok Pendidikan, reklame dan olahraga sebesar 0,46 persen. Kemudian kelompok kesehatan yang mengalami inflasi sebesar 0,25 persen dan kelompok sandang sebesar 0,20 persen.
Selain itu ada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang mengalami inflasi sebesar 0,06 persen, kelompok transpor, komonikasi dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen. serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,01 persen.
Dari dari komuditas bahan makanan yang memberikan yang menberikan andil terbesar terjadinya Inflasi yaitu beras, bawang mera, cumi-cumi, telur ayam ras dan cabe merah. Namun, ada pula komuditas yang memberikan andil terjadinya deflasi.
“Ada kelapa, ayam daging kampung, gula pasir, telur ayam kampung dan anggur. Komuditas tersebut memberikan andil terjadinya deflasi,” tutupnya.
Untuk diketahui, laju inflasi tahun kalender (Januari-November 2017) Sumenep sebesar 2,96 persen, Jawa Timur sebesar 3,31 persen dan Nasional sebesar 2,87 persen.
Sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2017 terhadap November 2016) Sumenep sebesar 3,51 persen, dan Jawa Timur sebesar 3,89 persen dan Nasional sebesar 3,30 persen.[die/Nin]