SAMPANG, kompasmadura.com – Mulai beberapa bulan terakhir terutama wilayah Sampang keberadaan garam dapur terbilang langka. Meski sebagian petani garam maupun PT Garam mulai memproduksi, namun belum memcukupi kebutuhan masyarakat.
Sehingga, pemerintah pusat memutuskan akan menambah kouta garam impor dari negara tetangga. Tapi rencana tersebut, mendapat tanggapan serius dari Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Ahmad Nawardi.
Menurutnya, pada pertengahan Agustus hingga September mendatang petani mulai memproduksi dan panen garam. Maka secara otomatis persediaan garam dimungkinkan mencukupi kebutuhan dengan luas lahan ribuan hektar lahan garam.
Jika tidak dibatasi import garam tersebut, maka berdampak pada harga. Artinya, harga garam kembali rendah yang mengakibatkan petani selalu rugi.
“Kalau impor tidak dibatasi, mungkin harga garam di tingkat petani bisa rendah kembali,” katanya saat lakukan sidak di Desa Aeng Sareh Sampang, Selasa (1/8/2017) pukul 11.14 wib.
Sisi lain, masih kata dia, pihaknya berharap kepada pemerintah maupun pengusaha, harga garam tetap stabil meski nantinya stok garam melimpah. “Kasian petani kalau harga garamnya dengan harga di bawah harga eceran terendah,” kata pria asal Kedungdung Sampang itu.
“Kami inginkan harga garam tetap seperti saat ini meski nanti persediaan banyak. Karena sepengetahuan kami, baru saat ini harganya cukup tinggi, ” sambungnya.
Penulis : Syaiful
Editor : Putri