SUMENEP, Kompasmadura.com – Rencana pengadaan kapal laut yang tahan ombak masih belum terealisasi meski sudah diwacanakan sejak tahun 2012 silam. Bahkan sejak tahun 2013 Pemprov Jawa Timur sudah menggelontorkan dana sekira Rp22 miliar untuk merealisasikan kapal laut untuk melayani transportasi ke kepulauan.
Nyatanya hingga saat ini Pemkab Sumenep baru menganggarkan di APBD tahun 2017. Itupun masih belum cukup untuk pengadaan kapal baru. “Sudah jadi komitmen kami, dimulainya pengadaan kapal tahun 2017. Tahun ini dianggarkan Rp11 miliar dari APBD Sumenep ditambah Rp20 miliar dari APBD Provinsi,” terang Ketua Komisi III DPRD Sumenep Dul Siam.
Ia mengaku, total kebutuhan anggaran pengadaan kapal laut sekitar Rp41 miliar. Sehingga kekurangannya kemungkinan dianggarkan kembali melalui Perubahan Anggaran Keuangan (PAK). Karena kesepakatan antara Badan Anggaran (Banggar) dan Tim Anggaran (Timgar), kapal laut baru harus bisa dioperasionalkan akhir tahun 2018.
“Karena diperkirakan pekerjaannya 14 bulan. Sekarang sudah perencanaan, lalu lelang. Sehingga pertengahan tahun 2018 diharapkan sudah selesai,” imbuhnya.
Selama ini menurut Dul Siam proyek pengadaan kapal laut gagal terealisasi karena terbentur dengan regulasi. Saat perencanaan tahun 2012 dengan anggaran Rp 17 miliar ternyata tidak cukup. Setelah hendak dilelang tidak bisa karena anggarannya harus dicukupkan dulu. Tahun 2013 sudah cukup anggarannya Rp 30 miliar. Akhirnya ada aturan baru, kalau proyek multiyears tidak boleh dilaksanakan. Sehingga masih menunggu selesainya Pilkada.
Politisi PKB tersebut merinci spesifikasi yang harus dipatuhi dalam pembuatan kapal laut. Antara lain jumlah penumpang 380 orang, mobil 10 unit dan mampu mengangkut barang hingga 100 ton. Serta mampu melaju dengan kecepatan 15-20 knot untuk mempercepat waktu tempuh menuju kepulauan. Kapal itu diproyeksikan bisa menyeberang saat cuaca ekstrim. Sehingga bahannya harus dari besi murni bukan fiber agar tahan hantaman ombak.
“Nanti diserahkan ke BUMD pengelolaannya, harapan kami semua pulau terjauh harus bisa dilayani kapal baru khususnya pulau yang ombaknya besar seperti Masalembu, Kangean dan Sapeken,” tandasnya.
Di lain pihak, Wakil Bupati Sumenep Achmad Fauzi menjelaskan, kapal penumpang sudah dalam proses perencanaan. “Semoga tahun ini bisa langsung dibuat kapalnya. Paling lama tahun 2019 sudah bisa beroperasi,” terangnya. [A2/uL]