Sumenep, Kompasmadura.com – Menjelang mutasi jabatan di lingkungan Pemerintah Kabupatan (Pemkab) Sumenep, senter beredar isu adanya makelar, konon tugasnya menegosiasi jenis jabatan. Namun tradisi tersebut kerap terjadi pada saat mutasi jabatan, sampai-sampai harus dikeluarkan.
Aktivis Sumenep, Sahrul Gunawan, mengatakan transaksi jual beli kursi jabatan, bukanlah cerita baru, melainkan kerap terjadi bahkan hal tersebut sudah menjadi rahasia umum, menurutnya informasi yang diterimah olehnya nominal uang sampai jutaan rupiah untuk mendapatkan jabatan yang strategis di Sumenep.
“Sulit untuk dibuktikan kebenarannya, karena sama-sama membutuhkan,” imbuhnya, Senin (18/07/2016).
Ia menduga- menduga, Pergeseran jabatan struktural maupun fungsional nantiya dilakukan ini memang segaja dilakukan untuk mendapatkan “untung” hal itu harus menjadi perhatian semua pihak, masyarakat secara umum serta aktivis mahasiswa.
“Lebih-lebih kepala daerah dalam hal ini Bupati dan Wakil Bupati Sumenep,”katanya
Sangat ironis jika setiap kali mutasi jabatan hanya untuk balas jasa atas para pejuang Pilkada kamarin, ia berharap pada mutasi jabatan tahun ini, tidak ada unsur akan unsur politis dan berbau materialistis
Ada sejumlah pejabat, untuk mendapatkan dan ingin mempertahan kan kursi jabatan, melakukan lobi-lobi kepada Bupati selaku pemilik hak preogratif, ini sudah menjadi rahasia umum yang harus disikapi secara serius oleh Bupati dan Wakil bupati.Ujarnya [Sr/Yun]
