JAKARTA, Kompasmadura.com – Presiden Joko Widodo mengimbau kepada para anak-anak muda kreatif dan inovatif serta para pelaku usaha rintisan _(startup)_ untuk memanfaatkan momentum perubahan global dan disrupsi industri yang terjadi. Dalam situasi yang penuh perubahan ini, terbuka peluang yang sangat besar bagi pendatang baru di ekonomi digital untuk dapat berkompetisi dengan yang lainnya.
Hal itu disampaikan Presiden saat menghadiri peresmian Pembukaan Digital Startup Connect 2018 di Kartika Expo, Balai Kartini, Jakarta Selatan, pada Jumat, 7 Desember 2018.
“Dunia ini sekarang sedang menghadapi disrupsi dan revolusi industri jilid keempat, membuka peluang terjadinya perubahan yang sangat besar, tiba-tiba, dan mengejutkan,” ujarnya.
Perubahan tersebut memerlukan sebuah respons cepat untuk dapat mengikuti dan tak tertinggal. Menurut Presiden, para anak muda dengan kreativitas dan inovasinya memiliki peluang yang lebih besar untuk merespons hal tersebut. Di saat yang sama, terbuka pula peluang bagi mereka yang mau memanfaatkan situasi.
“Dalam situasi yang disrupsi menurut saya justru membuka peluang bagi pendatang baru di ekonomi digital untuk berkompetisi dengan yang lainnya. Inilah kesempatan bagi yang kecil untuk mencuri kesempatan dalam situasi seperti ini. Membuka kesempatan bagi anak-anak muda yang kreatif dan inovatif untuk menyalip di tikungan,” tuturnya.
Kepala Negara memandang bahwa anak-anak muda Indonesia sudah memiliki modal yang baik untuk memulai itu. Penguasaan teknologi anak-anak muda kita tidak kalah dengan anak-anak muda dari negara lain.
“Yang dibutuhkan menurut saya adalah sebuah kerja keras, inovatif, dan berani bermimpi besar,” imbuhnya.
Namun, meski ekonomi digital ke depannya akan terus tumbuh berkali lipat, Presiden mengingatkan bahwa para pelaku usaha rintisan _(startup)_ tidak boleh hanya berfokus pada sisi daring semata. Menurutnya, para anak-anak muda tersebut dapat masuk ke sisi luring untuk membantu menyelesaikan persoalan yang ada dengan kemampuan mereka.
“Ekosistem tidak hanya di _online_, di _offline_-nya juga harus digarap. Dua-duanya harus berkolaborasi. Enggak bisa hanya yang urusan _online_ saja,” ucapnya.
Kepala Negara memberikan contoh mengenai persoalan yang biasa ia temui saat turun ke lapangan dan bertemu dengan masyarakat. Salah satunya soal usaha rumah tangga yang terus tumbuh namun kurang memiliki pemahaman mengenai pentingnya membangun sebuah _brand_ bagi produk mereka.
“Pemasarannya hanya di gerobak di depan rumah. Mereka tidak membangun _brand_, mereka tidak memiliki kemasan yang baik. Hal-hal yang seperti ini juga harus ada yang mengajarkan. Bagaimana membuat sebuah _packaging_ yang baik kemudian ditempel dengan _brand_ yang bagus juga,” kata Presiden.
Di sinilah, menurutnya, para anak muda dan pelaku usaha _startup_ harus mengambil peran. Kemampuan mereka amat dibutuhkan masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya.
“Yang muda-muda ini harus berani membangunkan _brand_ untuk mereka yang sederhana dan gampang diingat. Kalau masalah produknya itu yang di rumah tangga usaha mikro sudah bagus, cuma harus disentuh sedikit. Tapi siapa yang menyentuh mereka?” ujarnya.
Maka itu, Presiden sekaligus mengajak anak-anak muda untuk ikut membantu mencarikan solusi bagi persoalan-persoalan yang ada di masyarakat. Diharapkan ke depannya akan lebih banyak lagi usaha-usaha kecil dan mikro yang mampu merintis menuju pasar global dengan bantuan dan inovasi anak-anak muda.
“Ekosistem _online_ memang harus sambung dengan ekosistem _offline_ sehingga saudara-saudara mendapat pahala besar, selain untungnya besar, karena meningkatkan taraf hidup usaha-usaha rumah tangga. Meloncat memiliki _brand_, kemasan, dan syukur-syukur bisa masuk ke pasar global. Yang kita harapkan ke sana,” tandasnya.
Bey Machmudin/Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden