SURABAYA, Kompasmadura.com – Konsentrasi basis NU dalam pandangan sektoral geografis Jawa Timur membagi pada tiga pola umum sesuai karakteristik latar alamnya.
Kecenderungan umum pola masyarakat NU sesuai kontur bentang alam pesisir utara yang disebut pantura atau pantai utara, selanjutnya daerah selatan yang sering di istilahkan pedatan atau pedalaman selatan, yang terakhir madura daratan yang dalam istilah lain terkenal sebagai pulau garam. Identik basis NU di Jawa Timur ini dalam tiga juga, yakni identik muslimat NU, identik kiyai pesantren NU, identik intelektual NU.
Pantura dengan adanya infrastruktur yang lebih maju dari dua sektoral lainnya tersebut dengan adanya jalan jalur pantura sedari jaman Belanda memudahkan akses perpindahan barang yang memberikan efek padatnya aktivitas sosial terutama pekerjaan, sebab memudahkan distribusi hasil bumi dan produksi.
Bahkan bisa dikatakan akses perjalanan untuk keseluruhan Jawa Timur lebih dulu melalui jalur utara menuju kemanapun di Jawa Timur. Padatnya aktivitas terutama laki-laki dibentang alam utara Jawa Timur ini disimpulkan kaum perempuannya lebih solid dalam pergaulan dari pada kaum laki-lakinya. Hingga di identifikasi pantai utara Jawa Timur ini, di identik basis muslimat NU.
Sedangkan daerah bentang alam selatan adalah kebalikan dari bentang alam utara Jawa Timur. Faktor infrastruktur dengan kontur daerah dataran tinggi dan masih banyak hutan yang bahkan pesisir selatan masih banyak jarang tersentuh kalau tidak mau dikatakan tertutup. Sangat beda di daerah pesisir utara semua jadi sawah atau bahkan tambak dan banyak pelabuhan rakyat bentang alamnya.
Sehingga aktivitas kaum laki-lakinya tidak bisa jauh lebih dari tiga kilometer dari rumahnya rata-rata dengan kebanyakan aktivitas seputar mengolah pertanian dari pada industri, yang jika di utara rata-rata bisa bepergian jauh lebih dari lima kilometer dengan aktivitas perdagangan atau bekerja disektor industri dari pada pertanian. Hingga di identifikasi laki-laki lebih solid dan dominan perannya disekitar lingkungan keluarga tangga sekitar. Maka tidak heran daerah selatan sebab faktor dominan tersebut di identik basis kiyai pesantren atau langgar/musholla NU.
Menurut aktivis Politik Jawa Timur Ketua SEGIPAN (Serikat Garda Intelektual Pemuda Analisis Nasionalisme ) Abdurrahman mengatakan Dari sektoral geografis latar alam yang sangat tidak bisa dibandingkan adalah pulau Madura daratan. Jika di daratan Jawa Timur utara dan selatan masih terkoneksi dan akses informasi yang mempengaruhi faktor kebiasaan saling mempengaruhi hingga masih ditemukan kesamaan pola basis stagnan, maka pulau madura daratan lebih dinamis pola basis.
Secara umum bentang alam dan kontur alam antar empat kabupaten di pulau Madura tidak jauh berbeda. Ada jalan trans Madura jalur selatan yang lebih padat dan jalur utara yang bisa dikatakan jarang digunakan untuk perjalanan antar kabupaten.
Sedangkan ditengah pulau madura daratan terbentang dari ujung barat sampai ke ujung timur akses jalan banyak didominasi jalan kecil yang lebar tidak lebih empat meter dengan termasuk bahu jalannya. Secara umum masuk ke dusun terkoneksi jalan-jalan setapak lebar satu meter sampai dengan dua meter. Perbedaan ini mempengaruhi faktor aktivitas sosial warga masyarakatnya, bisa ditengarai faktor inilah banyak pulau madura daratan diidentifikasi sebagai identik intelektual NU.
Terlepas dari pandangan pemahaman intelektual secara umum, rata-rata banyak aktor intelektual dalam menggerakkan konsentrasi suara sangat berpengaruh dalam menentukan sikap masyarakat umumnya.jelasnya Selasa (8/8/2017)
Sementara menurut Jufri ketua GPS (Gerakan Pemuda Sampang ) mengatakan Identifikasi identik ini secara sektoral geografis bentang alam serta kontur alamnya, tentu tidak bisa dijadikan kesimpulan umum. Sebab berbeda nantinya jika dilihat secara terpisah dengan pandangan demografi dan sumberdaya alam, belum lagi secara kebudayaan yang terbagi dalam empat sub budaya besar di Jawa Timur, yakni sub budaya arek, sub budaya matraman, sub budaya pandalungan, sub budaya madura kepulauan.
Selain itu dari hasil identifikasi identik tiga basis itu akan berbeda, misalnya dalam pandangan demografi perkotaan atau pusat ibukota kabupaten/kota lebih identik intelektual NU, pinggiran kota identik muslimat NU, pedesaan identik kiyai pesantren atau langgar/musholla NU. Akan tetapi secara umum konsentrasi basis NU lebih diterima secara pandangan tiga sektoral geografis tersebut dengan paham identik diatas yakni pantura, pedatan, dan madura daratan.[Riyan/Nin]