close
PENDIDIKAN

Krisis Garam Tidak membuat petani Garam lupa mengadakan tradisi Upacara Nyadar

IMG_20170805_200939

SUMENEP, Kompasmadura.com – Ditengah krisis Garam yang melanda negeri Indonesia, tidak membuat masyarakat Pinggir Papas  petani garam melupakan tradisi Upacara Nyadar, yang merupakan Upacara syukuran terhadap Tuhan yang biasa dilaksanakan 1 tahun 2 kali di Desa Kebun Dadap Timur, Kecamatan Saronggi, Sumenep.

Namun acara yang dilaksanakan pada Sabtu (4/8/2017), Pembukaan upacara nyadar disebut nyekar dan tanggal 5 Agustus 2017 adalah penutupan upacara nyadar biasa disebut Kaom.

Tradisi upacara nyadar dilaksanakan pertama kali oleh Anggasuto penemu garam di pulau Madura yang sampai saat ini dilaksanakan secara turun temurun hingga saat ini.

Menurut Kepala Desa Kebundadap Timur Budiono mengatakan bahwa dengan adanya tradisi nyadar ini desa Kebun Dadap Timur memiliki Wisata Budaya yang perlu dirawat dan dijaga bersama, karena ini merupakan warisan yang tidak ternilai harganya. Ungkapnya

Meskipun saat ini Indonesia sedang krisis Garam tapi petani garam tidak akan pernah lupa warisan leluhur tradisi nyadar. Selain itu dirinya menambahkan bahwa tradisi upacara nyadar mampu menambah peningkatan ekonomi untuk masyarakat desanya, kedepannya dalam masa kepemimpinannya akan semakin di kembangkan agar menjadi wisata budaya yang bisa dinikmati semua kades.

Selain itu juga menurut H Supri salah satu warga pinggir papas mengatakan bahwa tradisi nyadar ini sudah dilaksanakan oleh nenek moyang kami sejak dahulu, Kami hanya meneruskan dan melestarikan agar bisa dilanjutkan nanti oleh anak dan cucu kami.Jelasnya

Pihaknya juga menambahkan dalam tradisi ini kita yang menginap di desa Kebundadap timur adalah warga pinggir papas yang memiliki panjeng (piring Besar) yang biasa di isi nasi untuk kaom ( Makan Bersama).

Tradisi nyadar juga ditanggapi oleh KKN 88 Universitas Trunojoyo Madura yang mengabdikan diri di desa Kebun Dadap timur.

Menurut Riska salah satu mahasiswa psikologi UTM asal Surabaya mengatakan bahwa dirinya bersyukur bisa KKN Di desa Kebun Dadap timur karena bisa melihat langsung tradisi nyadar yang unik. Bahkan dirinya juga tertarik bersama kelompoknya untuk mengenalkan tradisi ini ke masyarakat di luar pulau Madura, Karena Madura kaya  adat dan tradisi yang masih terawat hingga saat ini.[Riyan/Put]

Tags : KKN unijoyo