close
PENDIDIKAN

Beri Kuliah Umum di STKIP PGRI Lubuk Linggau, Menpora: Mahasiswa Harus Optimis Menatap Masa Depan Bangsa

fd_2017-07-31 12 30 00 _WhatsApp Image 2017-07-31 at 12.09.48

LUBUK LINGGAU, Kompasmadura.com – Menpora Imam Nahrawi bersama Wawako Sulaiman Kohar didampingi Ketua A Baidjuri Asir yang memberikan kuliah umum di Kampus Cemerlang Sekolah Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI, di Air Kuti, Lubuk Linggau Timur, Sumatera Selatan, Senin (31/7) pagi. Kuliah umum dengan tema “Peranan Kampus dan Mahasiswa dalam Menangkal Paham Radikalisme dan Terorisme’, menjadi tema yang sangat relevan pada situasi kondisi terkini demi peneguhan nasionalisme dan optimisme masa depan generasi penerus bangsa.

Dengan melihat kenyataan bahwa STKIP PGRI merupakan perguruan terbesar dan terbanyak mahasiswanya, untuk di Lubuk Linggau sendiri permasalahan mudah diatasi. Akan tetapi bila sudah keluar secara nasional, regional dan bahkan internasional tantangan semakin berat yang harus dihadapi generasi muda, isu komunisme, paham baru terorisme serta radikalisme tiada henti menyerang tak kenal menyerah dengan cara-cara halus maupun kekerasan.

“Tantangan generasi muda semakin berat, paham-paham baru komunisme, terorisme, radikalisme tak mengenal berhenti merongrong dengan cara halus maupun kekerasan, kita harus semakin waspada,” tegas Menpora dalam mengawali kuliah umum.

>Keberadaan kampus dan mahasiswa menjadi sentra strategis dan ujung tombak didalam ikut mendukung usaha pemerintah membendung dan tidak memberi tempat pada paham-paham baru yang punya misi mencabik-cabik nasionalisme bangsa tersebut.

Kebijakan pimpinan perguruan tinggi untuk benar-benar menfilter dan memproteksi organisasi kampus dan pribadi-pribadi mahasiswa yang intoleran sungguh diperlukan. “Peran kampus dapat diwujudkan dengan kebijakan para rektor, kalau disini Ketua, secara tegas diperlukan, seperti pelarangan organisasi kampus dan pribadi mahasiswa yang intoleran, yang sudah mulai meyebarkan anti Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI,” tambahnya.

Bagi mahasiswa juga bisa dengan mudah mendeteksi secara lebih dini paham-paham baru tersebut. Tolok ukurnya gampang, jika ada isme, paham, prilaku yang berbeda serta menyimpang dari adat-istiadat budaya kearifan lokal Nusantara pantas untuk dicurgai. “Pesan saya untuk para mahasiswa, jika ada paham, isme, dan prilaku yang berbeda dengan adat istiadat kita, hal itu pantas dicurigai dan segera meningkatkan kewaspadaan kita, itu bibit-bibit perongrong nasionalisme yang sudah dengan ikhlas dibangun para pendiri bangsa,” tambahnya lagi.

Terakhir pesan Menpora, “Sebagai mahasiswa yang sekarang bisa kuliah, syukuri, tidak semua teman-teman sebaya bernasib sama dapat mengenyam kuliah, doakan orang tua, para guru dan dosen agar dapat barakah semua, tetaplah optimis menatap masa depan bangsa,” tutup Menpora asal Bangkalan, Madura ini.

Dalam kesempatan sebelumnya, Ketua STKIP PGRI Lubuk Linggau  A Baidjuri Asir, melaporkan bahwa sejak berdiri tahun 1989 saat ini memiliki 6 prodi pendidikan dengan 5 sudah terakrediasi B. Jumlah mahasiswa saat ini 2850 terbanyak diantara perguruan tinggi yang ada di kota Sebiduk Semare ini dengan semua dosen bergelar S2 dan 3 orang S3.

“Jumlah mahasiswa saat ini terbanyak dan terbesar diantara perguruan tinggi yang ada di kota ini, prestasi mahasiswa juga sudah banyak diraih. Meskipun sedang waktu libur, mendengar Pak Menpora datang, mereka yang sedang pulang kampungpun datang penuh semangat sehingga lebih dari 1000 mahasiswa hadir pada kuliah umum ini,” katanya.

Kuliah umum berjalan lancar, diakhiri dengan penandatanganan berita acara kuliah umum dan penyerahan cinderamata. Turut serta menghadiri Camat Lubuk Linggau Timur 1 Heny Fitrianty dan Kapolsek Ahmad Ismail.

kemenpora
Tags : Kemenpora