close
NEWS

Presiden Jokowi Kembali Datangi Pasar Kajen Pekalongan*

img_20170109_123535

PEKALONGAN, Kompasmadura.com – Presiden Joko Widodo memenuhi janji yang diucapkan kepada para pedagang di Pasar Kajen, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, pada 2014 silam. Saat itu, ketika Joko Widodo masih berstatus calon presiden.

Hari ini, Senin, 9 Januari 2017, di sela kunjungan kerjanya ke Kota Pekalongan, Presiden kembali mendatangi pasar tersebut untuk meninjau keadaan pasar serta menyapa para pedagang dan warga yang sedang beraktivitas.

“Saya kembali lagi mau memperbaiki itu (pasar),” terang Presiden kepada para jurnalis usai peninjauan.

Presiden Joko Widodo kemudian menginstruksikan agar dilakukan pembenahan terhadap Pasar Kajen tersebut. Pembenahan tersebut penting untuk dilakukan mengingat peranannya yang besar dalam mempromosikan produk-produk lokal.

“Saya hanya ingin memerintahkan agar pasar ini direhab, terutama lantai kemudian pengelolaan mengenai kios di dalamnya. Ini mau disiapkan Pak Bupati dulu, nanti kalau bisa pakai anggaran tahun ini atau paling tidak maksimal tahun depan. Karena Pasar Induk Kajen ini penting sekali bagi produk-produk di sekitar Pekalongan,” terang Presiden kepada para jurnalis usai peninjauan.

Dalam peninjauannya tersebut, Kepala Negara yang didampingi Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko, sempat bertanya kepada para pedagang mengenai omzet penjualannya. Sejumlah pedagang mengaku bahwa penjualan di pasar yang menampung hingga 1.759 pedagang tersebut sangatlah ramai. Pembenahan pasar pun kemudian ditargetkan oleh Presiden dapat diselesaikan selambat-lambatnya pada tahun depan.

“Maksimal tahun depan rampung. Di dalam tadi saya tanya ke pedagang omzet sangat ramai. Paling hanya perlu penataan kios dan lantai saja,” ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, sebelumnya pada 2014 silam Presiden Joko Widodo, yang saat itu masih menjadi calon presiden. “Sekarang yang penting adalah membuat pasar-pasar tradisional bersih sehingga tidak kalah dari supermarket modern. Oleh sebab itu, tidak hanya Pasar Kajen yang bersih tapi juga semua pasar tradisional di Pekalongan, semua pasar di Indonesia,” ucapnya saat itu.

Menurutnya, pasar tradisional merupakan pusat pengembangan ekonomi mikro. Berbagai kebutuhan yang ada di pasar merupakan produk-produk masyarakat kecil dan menengah sehingga membantu perekonomian mereka.

“Di pasar tradisional seperti Pasar Kajen ini tempat dipasarkannya produk-produk petani dan nelayan,” terang Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut ketika itu.

*Tinjau Harga Cabai di Pedagang*

Kenaikan harga cabai belakangan ini tak luput dari perhatian Presiden Joko Widodo. Dalam kunjungannya tersebut, Presiden menyempatkan diri untuk memantau perkembangan hargai cabai dari para pedagang.

“Yang cabai rawit merah Rp100 ribu. Tapi yang cabai lain, cabai merah Rp50 ribu, yang cabai hijau juga di kisaran Rp45 ribu sampai Rp50 ribu,” terang Presiden.

Kenaikan harga cabai tersebut memang tidak bisa dihindari mengingat pertanian cabai pada 2016 kemarin berada pada kondisi yang kurang bagus. Akibatnya, pasokan cabai kepada masyarakat sedikit terpengaruh.

“Yang namanya harga tergantung ‘supply’ dan ‘demand’. Karena musimnya pada 2016 kemarin memang jelek untuk cabai sehingga banyak yang busuk dan gagal panen sehingga ‘supply’-nya kurang. Itu fluktuatif,” ucapnya.

Guna mengatasi kurangnya pasokan komoditas cabai di sejumlah daerah, sebelumnya Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengupayakan untuk menyalurkan stok komoditas cabai yang melimpah di daerah lainnya kepada daerah-daerah yang mengalami kekurangan.

“Gorontalo stoknya melimpah, dari sana akan kami salurkan ke daerah lain,” tuturnya pada Kamis kemarin.

 

 

Penulis    :   Bey Machmudin

Sumber   :   Rilis Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden