JEPARA, Kompasmadura.com – Kinerja wasit utama laga semi final Indonesia Soccer Chamionship (ISC) B antara Perssu Super Madura dan PSS Sleman menuai sorotan.
Bagaimana tidak, Ahmad Tuharea dinilai tidak fair play bahkan cendrung berat sebelah yakni kerap menguntungkan satu tim dan merugikan tim lainnya.
“Bicara hasil pertandingan, mau tidak mau semua pihak harus puas, tetapi yang kami sayangkan adalah kepemimpinan wasit,” kata salah satu suporter Perssu yang menyaksikan laga tersebut.
Menurut penialaianya, banyak keputusan wasit yang kurang tepat, dan wasit kurang tegas terhadap sejumlah pelanggaran yang dilakukan pemain PSS Sleman.
“Anehnya juga, saat wasit mau mengeluarkan kartu merah untuk pemain Perssu, malah gagal dilakukan karena protes pelatih, ini kan artinya wasit plin plan,” imbuhnya.
Untuk diketahui, laga perebutan ke babak final berlangsung cukup keras. Bahkan, dua punggawa Perssu harus terkapar dan mengalami cidera sejak babak pertama.
Sementara itu, hasil laga lebih berpihak pada PSS Sleman, skor 2-1 untuk kekalahan Perssu setelah melalui perpanjangan waktu. Dengan demikian, PSS Sleman melaju ke partai final dan Perssu hanya berkesempatan rebut juara tiga.
Penulis : Akhmad
Editor : Putri
