close
SAMPANG

Sebanyak 74 Desa dan 1 Kelurahan mulai mengalami kekeringan, drouping air tunggu tanda tangan bupati

IMG_20210911_133802
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sampang Asroni

SAMPANG, Kompasmadura.com – Saat ini, memasuki musim kemarau termasuk di Kabupaten Sampang. Di kota bahari sendiri, ada 74 Desa dan 1 Kelurahan mulai mengalami kekeringan dari 180 Desa dan 6 Kelurahan yang tersebar di 14 Kecamatan.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sampang Asroni. Hanya hingga saat ini Pemerintah Daerah (Pemda) melalui BPBD Sampang, belum mendroping air bersih sebagai kebutuhan pokok masyarakat terdampak. Hal itu disebabkan penandatanganan SK belum selesai atau tersandart dengan Surat Keputusan (SK) Bupati Sampang.

“Kalau sudah (SK,red) pasti kami akan drouping air sesuai jadwal dan Desa yang mengalami kekeringan. Nama Desa sudah kami setor,” katanya. Penyalur airnya kewenangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Trunojoyo Sampang sebagai pengelola air bersih di Kota Bahari.

Lebih jauh Asroni menjelaskan, hanya sebagian Desa yang mengalami kekeringan dari 11 Kecamatan. “Puncak Kemarau di bulan Oktober,” ujarnya. Kemudian ada tiga Kecamatan tidak mengalami kekeringan. Diantaranya, Kecamatan Omben, Camplong, dan Kecamatan Ketapang.

“Karena tiga Kecamatan ini, debit air bersih mampu memenuhi kebutuhan masyarakat setempat,” ujar Asroni didampingi H. Imam.

Disinggung soal harga air pertangki, Ia menyampaikan normatif. Sebab, harga satuannya itu disesuaikan dengan jarak tempuh Desa yang mengalami kekeringan. “Tidak sama mas, yang jelas lokasi yang jauh lebih mahal dibandingkan wilayah kota sendiri,” akunya. (Ful/Nin)

Tags : Kepala BPBD