close
SAMPANG

Penyaluran Pupuk Dinilai Tebang Pilih, Petani Ngeluruk Disperta Sampang

IMG_20210120_182753
Suasana aundensi para petani bersama instansi terkait di Aula Disperta Sampang.

SAMPANG, kompasmadura.com – Penyaluran pupuk bersubsidi masih menjadi persoalan. Di Sampang masih banyak petani yang belum mendapat pupuk bersubsidi. Olah karena, Rabun(20/1/2021), para petani mendatangi Kantor Dinas Pertanian (Disperta) di Jalan Suprapto Sampang.

“Kami menyampaikan temuan yang ada di Desa, bagaimana nantinya temuan itu segera ada tindakan oleh Disperta,” kata Moh. Imron selaku koordinator audensi.

Sebab, kata Imron, adanya ketidakmerataan penyaluran pupuk bersubsidi kepada petani. Artinya, petani yang telah wafat mendapat jatah pupuk.

Tidak hanya itu, petani yang mengantongi kartu tani justru tidak mendapat. Ironisnya lagi, dia menambahkan, penyaluran pupuk diberikan kepada petani yang notabene adalah petani yang terdekat Kepala Desa (Kades). “Sementara, yang punya kartu tani kadang tidak dapat. Seperti pilih-pilih mendiatribuaikan pupuknya,” ujarnya.

Untuk tidak terjadi perlakuan demikian, maka dipandang perlu dibentuk tim independen yang tugasnya mengawasi penyaluran pupuk. Sehingga, penyaluran pupuk tersebut benar-benar tepat. “Ini penting supaya tidak asa lagi temuan-temuan yang tidak memihak petani,” imbuhnya.

Menanggapi temuan tersebut, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sampang Suyono mengatakan, temuan yang disampaikan oleh mereka tentu ini menjadi koreksi bersama. Namun, yang perlu diketahui bahwa penyaluran pupuk tersebut telah mengikuti mekanismenya.

“Dari pabrikan, ke distributor dan ke kios. Kemudian dari kios ke Poktan dan ke petani,” katanya.

Persoalan ada petani tidak mendapatkan pupuk bersubsidi, mungkin kali mereka tidak terdaftar Rencana Definitif Kelompok (RDK) dan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) petani.

“Silahkan datang ke Ketua Poktan atau ke kios dan kami mengentri ulang,” ujar Suyono. Dan persoalan penyaluran lebih mengedepan petani yang notabene dekat kepada Kades hal itu tidak dimungkinkan. “Enggak seperti itu, banyak yang menerima diluar orang terdekat Kepala Desa dan tidak tebang pilih,” kilahnya.

Kemudian permintaan petani untuk dibentuk tim independen tingkat Kecamatan, tentu akan dimusyawarahkan bersama dengan tim Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPPP) tingkat Kabupaten. “Sementara kami maksimalkan tim KPPP yang sifatnya monitoring ditingkat Kabupaten dulu dan Kecamatan,” pungkasnya.

Setidaknya, ada puluhan petani yang datang dari berbagai Desa. Diantaranya, Desa Duleng, Patarongan, Pangongsean, Gulbung dan Panyerangan. (Ful/Nin)

Tags : Disperta