close
PENDIDIKAN

Imbas Corona “Kampus Tak Efektif”, Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura Surati Rektor

IMG_20200504_235940

BANGKALAN, Kompasmadura.com – Sejak beberapa bulan terakhir, akibat dari pandemi virus Corona atau Covid-19. Membuat sejumlah Kampus di berbagai Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta di Madura, Jawa Timur harus diliburkan dan berubah ke sistem pembelajaran jarak jauh (dairing/online).

Namun, atas pemberlakuan sistem pembelajaran jarak jauh atau online bagi dunia pendidikan Perguruan Tinggi tersebut justru menimbulkan berbagai masalah. Salah satunya, masalah itu dirasakan oleh sejumlah mahasiswa yang berada di kampus Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Bangkalan.

Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Trunojoyo Universitas Trunojoyo Madura menilai, bahwa efektifitas perkuliahan daring/online tidak efektif dalam masa proses perkuliahan. Mengingat, sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam kuliah online tersebut juga membutuhkan koneksi internet dengan biaya yang sangat mahal.

Dan atas dasar itulah, secara kompak Aliansi Mahasiswa Trunojoyo Universitas Trunojoyo Madura, Senin pagi (04/05/2020) secara resmi mengirim surat terbuka ke rektorat.

“Dalam surat terbuka yang ditujukan langsung kepada Rektor Universitas Trunojoyo tersebut berisi empat poin tuntutan”, kata M Sultan Fuadi Mahasiswa Fakuktas Hukum Universitas Trunojoyo Madura.

“Ini bermula dari getaran hati teman-teman aliansi Mahasiswa Trunojoyo, melihat adanya pandemi ini perekonomian seluruh masyarakat Indonesia menjadi miris, dan lagi tidak ada gerakan yang dilakukan oleh pihak BEM KM UTM”, lanjutnya.

Sementara, mahasiswa lainnya dari Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya jurusan Sastra Inggris Universitas Trunojoyo Madura, Moh. Thoifur Syairozi dirinya mengungkapkan sistem pembelajaran jarak jauh atau online seharusnya kampus memberikan kompensasi bagi mahasiswa.

“Harapan temen-temen (mahasiswa.red) ini ada kompensasi UKT dari UTM, temen-temen membeli paketan untuk kuliah daring ini pakek uang pribadi mas”, katanya kepada media ini.

Sementara itu, saat ditanya mengenai kompensasi atau fasilitasi pembelian paket gratis internet bagi mahasiswa, dirinya menyebut hingga hari ini tidak ada fasilitas gratis dari kebijakan kampus Universitas Trunojoyo Madura.

“Sempat ada berita mas kalau kampus akan memberikan kompensasi sebesar 150 ribu. Tapi sampai saat ini belum ada info lagi terkait kompensasi itu mas”, tambahnya.

Adapun untuk diketahui, empat poin tuntutan yang disampaikan dalam surat terbuka Aliansi Mahasiswa Trunojoyo Universitas Trunojoyo Madura tersebut adalah :

1. Untuk mengembalikan biaya perkuliahan (UKT) yang sudah dibayarkan oleh mahasiswa UTM sebesar 50% dari jumlah UKT yang sudah dibayarkan oleh mahasiswa masing-masing. Mengingat, perkuliahan tatap muka di semester genap ini hanya berlangsung kurang lebih selama 1 (satu) bulan. Mahasiswa juga tidak menggunakan fasilitas kampus selama diterapkannya perkuliahan sistem daring/online.

2. Untuk segera memberi kejelasan terkait kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata). Dikarenakan mahasiswa yang sedang mengambil kegiatan KKN tersebut sedang dilanda ketidakpastian terkait mekanisme pengadaan kegiatan KKN tersebut selama penerapan perkuliahan daring/online tersebut diterapkan.

3. Untuk segera mencairkan bantuan dana sebesar Rp 150.000,00- (Seratus Lima Puluh Ribu) dalam bentuk apapun yang telah dijanjikan pada tanggal 15 April 2020 dalam menunjang aktivitas perkuliahan daring/online yang
diterapkan. Dengan begitu, mahasiswa UTM tidak dibebani dengan membengkaknya kebutuhan biaya penggunaan kuota internet dalam menunjang perkuliahan daring/online tersebut.

4. Untuk segera menjawab aspirasi yang telah disampaikan pada Surat Terbuka ini. (Rls)

Tags : UTM