close
NEWS

Habib Sholeh Ingatkan Novel Bamukmin Tidak Mengklaim Dirinya Yang Ulama Serta Memaksa KPU Untuk Mengikuti Kemauan Mereka

3feb7ad576f612395667a9dd135a5847_1
Habib Sholeh Al Muhdar

JAKARTA, Kompasmadura.com – Habib Sholeh Al Muhdar kembali mengingatkan Ketua Media Center Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin untuk mawas diri, dan jangan memaksa KPU tunduk pada ijtima` ulama III yang dilakukan PA 212.

“Saya ingatkan, Novel Bamukmin atau siapa pun itu, bahwa Ijtima Ulama III itu bukan keputusan Tuhan. Alloh SWT sudah membuat takdir bahwa Jokowi-KH Ma`ruf yang terpilih jadi Presiden dan Wakil Presiden. Apa takdir Alloh mau mereka lawan,” ucap Habib Sholeh, Selasa (30/4/2019).

Namun pada sebelumnya, Novel Bamukmin mengingatkam KPU agar tunduk dan patuh pada Ijtima` Ulama. Bukan kepada pengkhianat bangsa yang melakukan kecurangan pemilu.

“Negara ini dimerdekakan oleh ulama, jadi KPU harus tunduk pada ulama. Pada Pancasila,” kata Novel Novel Bamukmin saat berorasi di atas mobil komando di depan gedung KPU, Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2019).

Bahkan dengan pernyataan Novel ini, Habib Sholeh mengingatkan Novel Bamukmin agar jangan mengklaim hanya dirinyalah yang ulama, kemudian memaksa-maksa KPU mengikuti kemauan mereka dengan mengatasnamakan ijtima` ulama.

Selain itu juga Habib Sholeh, ulama yang disebut-sebut Novel Bamukmin itu hanyalah segelintir saja. Justru ulama yang bersama Jokowi-KH Ma`ruf Amin jumlahnya jauh lebih banyak.

“Lihat dulu ulama yang mana mereka itu. Kalau segelintir ulama lalu teriak-teriak, masak harus diikuti. Apa mereka tidak lihat, Wapresnya Pak Jokowi itu ulama. KH Ma`ruf Amin itu Ketua Majelis Ulama dan seorang Kiai,” tegas Habib Sholeh.

Habib Sholeh juga meminta Novel Bamukmin jangan intervensi KPU yang telah mendapat amanat UU untuk menyelenggarakan pemilu. Jika pun mereka tidak puas, maka pakailah aturan yang ada, yakni gugatan ke MK dan adu data di persidangan MK.

“Jadi tidak bisa mereka memaksa KPU mengikuti ijtima` ulama PA 212. Kalau mau paksa-paksa KPU, maka mereka buat saja pemilu sendiri. Dan tolong diingat ya, Pilpres ini buka memilih imam masjid atau pengasuh majelis taklim. Ini pemilihan kepala negara. Memilih umaro untuk bangsa Indonesia,” tukas Habib Sholeh.

Maka dari itu, Habib Sholeh minta Novel Bamukmin dan seluruh pihak tidak usah mengkaitkan Pemilu dengan ulama. Apalagai mengeluarkan kata-kata iblis segala. Hal itu sama sekali tidak mencerminkan akhlak seorang mukmin sejati.

“Kalau memang ulama, jadilah ulama yang benar. Ulama yang menjalankan tupoksinya ulama. Yakni mengajak ummat ke jalan yang lurus, jalan kebaikan sesuai tuntunan Alloh SWT dan yang diajarkan Rasulallah Shollallahu Alaihiwasaalam. Itu baru namanya ulama, buka hanya atas nama ulama demi kepentingan pilitik,” ujar Habib Sholeh.

Habib Sholeh mengingatkan bahwa ulama tak pernah melakukan makar, ataupun mengajak orang untuk makar.

Sebaliknya juga, ulama harus mengajak pada persatuan, mengajak kebaikan, dan memberikan contoh akhlak yang baik kepada masyarakat. [Nas/red]

Tags : Habib SholehKPU