close
SUMENEP

Parah ! Diduga Ada Permainan Harga, Pembangunan Los Pasar Ganding Kini Disoal

IMG_20190410_033207
Foto : Istimewa

SUMENEP, Kompasmadura.com – Setelah dibangunnya proyek Pasar Ganding, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, beberapa bulan lalu, saat ini masih menyisakan persoalan bagi para pedagang pasar Ganding yang terdampak pembangunan pasar itu. Selasa, (09/04/2019).

Pasalnya, puluhan pedagang yang sebelumnya mempunyai lokasi strategis sebelum Pasar Ganding di bangun, saat ini banyak yang tidak kebagian tempat. Sehingga pihak pasar membangun kios dibelakang Pasar Rakyat Ganding yang baru diresmikan oleh Bupati Sumenep dua bulan yang lalu.

Ironisnya, setelah los pasar selesai pihak pasar mematok harga cukup mahal bagi para pedagang yang ingin menempatinya. Seperti yang disampaikan oleh salah satu pedagang pasar Ganding, inisial NF, sebelum los pasar digusur untuk membangun Pasar Rakyat, pihak pasar mengatakan cukup membayar Rp. 150.000 per los.

“Dulu bilang (pihak pengelola pasar, red) jika ada perehapan pasar cukup bayar Rp. 150.000 per orang. Tapi sekarang malah minta Rp. 5 Juta per los, ini sangat memberatkan bagi kami, padahal dulu juga bilang bagi los yang dibongkar pasti ada gantinya,” ugkap pedagang racangan di pasar Ganding kepada media ini. Senin, (08/04).

Sementara itu, menurut pedagang lainnya, inisial MZ, mengatakan alasan pihak pengelola pasar patok harga Rp. 5 juta per los, disebabkan pihak pasar sudah menyediakan los untuk para pedagang yang pembangunannya tidak dibiayai pemerintah. “Saya dulu punya 4 los, jadi saya dimintai Rp. 20 juta untuk menempati los itu,” terangnya dengan rasa kecewa.

Bahkan, sambung MZ, menambahkan, menurutnya para pedagang selama ini selalu dikibuli oleh pengelola pasar Ganding. “Pemerintah pasar membuat los dilahan pasar kemudian dipatok harga Rp. 5.000.000 kepada para pedagang dipasar, apa ini bisa dibenarkan oleh Disperindag,” kata sembari bertanya.

Selain itu, menurut Kepala UPTD.Pasar, Purnomo Subagio,mengatakan bahwa bangunan los dibelakang Pasar Rakyat yang baru dibangun itu adalah milik perorangan.

“Ya itu milik perorangan, dalam artian pedagang yang tidak kebagian dan terutama yang kena dampak. Jadi pembangunannnya mereka biaya sendiri,” jelas Kepala UPTD. Pasar kepada media. Senin (08/04).

Purnomo, juga menambahkan bahwa, jika suatu hari nanti ada pembangunan, maka bahan yang dibuat los itu bisa dibawa pulang oleh para pedagang. “Kami hanya memfasilitasi saja, jadi los yang belakang itu kami patok Rp. 4 juta, karena biayanya cukup besar, sebelumnya itu tempat sampah,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Purnomo menjelaskan, pembiayaan pembangunan los dibelakang pasar rakyat itu dikoordinir atau disatukan dalam satu komando. “Membangun itu (Los,red) saya percayakan kepada teman saya yang menjadi penanggungjawab Pasar Lenteng, dia sudah tahu tata cara di Pasar,” pungkas Purnomo.

Sekedar diketahui, berdasarkan hasil investigasi Kompasmadura.com, pematokan harga los dibelakang Pasar Rakyat yang baru dibangun tersebut menurut pengakuan para pedagang pasar dipatok harga Rp. 5 juta per los, namun menurut kepala UPTD. Pasar, Purnomo, pihaknya mematok Rp. 4 juta. [Hend/Nin]

Tags : PasarUPT Pasar