close
BUDAYA

Bekas Pemandian Raja Dibiarkan Kumuh

IMG_20170123_173413

SUMENEP, Kompasmadura.com – Dibiarkan tidak terawat bekas pemandian para tempo dulu yang berlokasi di Desa Batuan, Kecamatan Batuan Kebupaten Sumenep, karena tidak terawat kondisi pemandian itu penuh dengan sampah dan rumput liar.

Pengamat kebudayaan Zaini Kalsum mengatakan, seharusnya ada kepedulian dari pemerintah, mengingat pemandian itu peninggalan zaman kerajaan Sumenep jaman dulu, menurutnya dengan perduli kepada peninggalan para leluhur sebuah bentuk penghormatan. Ia pun menyayangkan selama ini taman bekas pemandian tidak terawat.

Terlebih lagi tambah dia, disebelah barat taman itu terdapat prasasti yang ada tanda tangan KH Ramdlan Siraj masih menjabat sebagai bupati Sumenep, 31 Oktober 2000 silam. Di situ tertulis “Taman Batuan, Taman dan Tempat Peristirahatan Raja-raja.

Prasasti itu sendiri dibangun Sultan Abdurrahman pada Tahun 1834 M, dan sudah berumur 184 tahun,patut diduga sebagai cagar budaya.

Ia pun mendesak pemerintah untuk melakukan pembersihan pada taman, dan pembangunan kembali, jika sekiranya tidak memungkinkan, diharapkan tidak dibiarkan kumuh dan tidak terawat.”utaranya taman dulu tempat orang shalat, sekarang sudah tinggal lantai karena ambruk,”teranganya Senin (23/01/2017)

Sedangkan Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Sumenep, Sofiyanto, berdalih bahwa berkaitan dengan pemandian raja-raja bukan kewenangan Disbudparpora, kami akan melakukan koordinasi dengan bersangkutan.

“Namun yang berkaitan dengan taman dan pemandian bukan  wewenang kami, itu instansi lain yang berwenang,”terangnya. [Sy/put]

Tags : Pemandian RajaPemkab